Mukadimah
Segala
puji bagi Allah Rab semesta alam yang telah menunjuki kita semua kepada
cahaya Islam dan sekali-kali kita tidak akan mendapat petunjuk jika
Allah tidak memberi kita petunjuk. Kita memohon kepada-Nya agar kita
senantiasa ditetapkan di atas hidayah-Nya sampai akhir hayat,
sebagaimana difirmankan Allah swt.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
"Hai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar
taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati kecuali dalam
keadaan Islam". Q.s. Ali Imran:102
Begitu pula kita memohon agar hati kita tidak dicondongkan kepada kesesatan setelah kita mendapat petunjuk.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا
"Ya Allah, janganlah engkau palingkan hati-hati kami setelah engkau memberi kami hidayah". Q.s.Ali Imran:8
Inilah
penjelasan tentang Ahlul Haq yang dalam kenyataan hidup masa kini
"diperebutkan" oleh umat Islam sehingga mereka terpecah-belah. Hal itu
terbukti dengan tumbuhnya berbagai kelompok (da'wah) kontemporer dan
jama'ah yang berbeda-beda. Masing-masing menyeru manusia (umat Islam)
kepada golongannya; mengklaim bahwa diri dan golongan merekalah yang
paling baik dan benar, sampai-sampai seorang muslim yang masih awam
menjadi bingung kepada siapakah dia belajar Islam dan kepada jama'ah
mana dia harus ikut bergabung agar dapat dikategorikan Ahlul Haq itu.
Bahkan seorang kafir yang ingin masuk Islam pun bingung. Islam apakah
yang benar yang harus didengar dan dibacanya? yakni ajaran Islam yang
bersumber dari Alquran dan sunah yang telah diterapkan dan tergambar
dalam kehidupan para sahabat Rasulullah yang mulia dan telah menjadi
pedoman hidup sejak berabad-abad yang lalu; namun justru dia hanya bisa
melihat Islam sebagai sebuah nama besar tanpa arti bagi dirinya.
Begitulah yang pernah dikatakan oleh seorang orientalis tentang Islam:
"Islam itu tertutup oleh kaumnya sendiri", yakni orang-orang yang
mengaku-ngaku muslim tetapi tidak konsisten (menetapi) dengan ajaran
Islam yang sebenarnya.
Kami tidak mengatakan bahwa Islam
telah hilang seluruhnya karena Allah telah menjamin kelanggengan Islam
ini dengan keabadian Kitab-Nya sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
"Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Alquran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya". Q.s. Al-Hijr:9.
Hal
ini tentu merupakan jaminan bahwa senantiasa akan ada segolongan kaum
muslimin yang tetap teguh (konsisten) memegang ajarannya dan memelihara
serta membelanya sebagaimana difirmankan Allah:
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي
اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى
الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ
"Hai orang-orang yang
beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamanya (dari
Islam), maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lembut
terhadap orang-orang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang
kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan
orang-orang yang suka mencela ...". Q.s.al-Maidah:54
Dan firman Allah:
هَاأَنْتُمْ
هَؤُلَاءِ تُدْعَوْنَ لِتُنفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَمِنْكُمْ مَنْ
يَبْخَلُ وَمَنْ يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ وَاللَّهُ
الْغَنِيُّ وَأَنْتُمْ الْفُقَرَاءُ وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ
قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ
"Ingatlah
kamu ini, orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) di jalan
Allah. Maka diantara kamu ada yang bakhil, barang siapa bakhil berarti
dia bakhil pada dirinya sendiri, Allah Maha Kaya dan kamu orang-orang
yang membutuhkan- Nya, dan jika kamu berpaling, niscaya Dia akan
mengganti (kamu) dengan kaum selain kalian dan mereka tidak akan seperti
kamu ini". Q.s.Muhammad:38
Golongan atau jama'ah yang dimaksud adalah seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saw.
لَا
تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا
يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ
كَذَلِكَ
"Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang tetap
membela al-haq, mereka senantiasa unggul, yang menghina dan menentang
mereka tidak akan mampu membahayakan mereka hingga datang keputusan
Allah (Tabaraka wa Ta'la), sedang mereka tetap dalam keadaan yang
demikian" H.r. Al-Bukhari dan Muslim (Lihat, Shahih Al- Bukhari, IV:3641, No. hadis 7460; Shahih Muslim Syarah Imam Nawawy, juz XIII, hal. 65-67)
Bertolak
dari sinilah kita dan siapa saja yang ingin mengenal Islam beserta
pemeluknya yang setia harus mengenal Ahlul Haq yang diberkahi itu.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan ini agar kita bisa
mengambil contoh dan berjalan pada jalan mereka dan agar orang kafir
yang ingin masuk Islam itupun dapat mengetahui untuk kemudian bisa
bergabung.
Sejarah Penamaan dan Gerakan Ahlul Haq
Pada masa kepemimpinan Rasulullah saw. kaum muslimin itu adalah umat yang satu sebagaimana difirmankan Allah swt:
إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِي
"Sesungguhnya kalian adalah umat yang satu dan Aku (Allah) adalah Rab kalian, maka beribadahlah kepada-Ku". Q.s. Al-Anbiya:92
Kemudian
telah beberapa kali kaum Yahudi dan munafik berusaha memecah-belah kaum
muslimin pada zaman Rasulullah saw., namun mereka belum pernah
berhasil. Telah berkata kaum munafiq:
لَا تُنْفِقُوا عَلَى مَنْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّى يَنْفَضُّوا
“Janganlah kamu berinfaq kepada orang-orang yang berada di sisi Rasulullah, supaya mereka bubar". Q.s. Al-Munafiqun:7
Yang kemudian dibantah langsung oleh Allah (pada lanjutan ayat yang sama):
وَلِلَّهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ
"Padahal
milik Allah-lah perbandaharaan langit dan bumi, akan tetapi orang-orang
munafiq itu tidak memahami". Q.s. Al-Munafiqun:7
Demikian pula, kaum Yahudi pun berusaha memecah-belah dan memurtadkan mereka dari agama Islam.
وَقَالَتْ
طَائِفَةٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ آمِنُوا بِالَّذِي أُنْزِلَ عَلَى
الَّذِينَ آمَنُوا وَجْهَ النَّهَارِ وَاكْفُرُوا آخِرَهُ لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُونَ
“Segolongan (lain) dari Ahli Kitab telah berkata
(kepada sesamanya), '(pura-pura) berimanlah kamu kepada apa yang
diturunkan kepada orang-orang beriman (para sahabat Rasul) pada
permulaan siang dan ingkarilah pada akhirnya, mudah-mudahan (dengan cara
demikian) mereka (kaum muslimin) kembali kepada kekafiran'." Q.s. Ali
Imran:72
Walaupun demikian, makar yang seperti itu tidak
pernah berhasil karena Allah menelanjangi dan menghinakan (usaha)
mereka. Kemudian mereka kembali berusaha untuk kedua kalinya dalam upaya
memecah-belah kesatuan kaum muslimin (Muhajirin dan Anshar) dengan
mengibas-ngibas kaum Anshar tentang permusuhan di antara mereka sebelum
datangnya Islam dan perang sya'ir diantara mereka. Allah membongkar
makar tersebut dalam firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ
بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika
kalian mengikuti segolongan orang-orang yang diberi al-Kitab niscaya
mereka akan mengembalikan kalian menjadi orang kafir sesudah kalian
beriman". Q.s.Ali Imran:100.
Sampai pada firman Allah:
يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ
"(Artinya) Pada hari yang diwaktu itu ada wajah-wajah berseri-seri dan muram ....." Q.s. Ali-Imran:106
Kemudian
Nabi saw. mendatangi kaum Anshar, menasehati, dan mengingatkan mereka
akan nikmat Islam yang mempersatukan mereka, sehingga pada akhirnya
mereka saling bersalaman dan berpelukan kembali setelah hampir terjadi
perpecahan. (Lihat, Tafsir Ibnu Katsir, I:397 dan Asbabun Nuzul karya Imam al-Wahidy, hal. 149-150)
Dengan
demikian gagal pula makar Yahudi dan tetaplah kaum muslimin berada
dalam persatuan. Allah memang memerintahkan mereka untuk bersatu di atas
al-Haq dan melarang perselisihan dan perpecahan sebagaimana firman-Nya:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ
"Dan
janganlah kamu menyerupai orang-orang yang berpecah belah dan beselisih
sesudah datangnya keterangan yang jelas ..." Q.s. Ali Imran:105
Dan firman-Nya pula:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu berpecah-belah ...." Q.s. Ali Imran:103
Dan
sesungguhnya Allah telah mensyariatkan persatuan kepada mereka dalam
melaksanakan berbagai macam ibadah, seperti dalam salat, shaum,
menunaikan haji, dan dalam mencari ilmu. Nabi Muhammad saw. pun telah
memerintahkan kaum muslimin ini agar bersatu dan melarang mereka dari
perpecahan dan perselisihan. Bahkan beliau telah memberitahukan suatu
berita yang berisi anjuran untuk bersatu dan larangan untuk berselisih,
yakni berita tentang akan terjadinya perpecahan pada umat ini
sebagaimana hal tersebut telah terjadi pada umat-umat sebelumnya, Nabi
saw. bersabda:
فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى
اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ مِنْ بَعْدِيْ
Sesunguhnya
barangsiapa yang masih hidup diantara kalian dia akan melihat
perselisihan yang banyak, maka berpegang teguhlah kalian dengan
sunnah-Ku dan sunnah al-Khulafa ar-Rasyidun yang mendapat petunjuk
setelah Aku". H.r. Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah.
(Lihat, Musnad Imam Ahmad, IV:126-127; Sunan Abu Dawud, V:4607, Sunan at-Tirmidzi, V: 2676, Sunan Ibnu Majah, I:43)
Dan sabdanya pula:
وَالَّذِي
نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَتَفْتَرِقَنَّ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ
وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ
فِي النَّارِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ هُمْ قَالَ الْجَمَاعَةُ
"Demi
Allah, niscaya umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Satu golongan
di surga dan 72 golongan di neraka" Ditanyakan, "Siapa mereka wahai
Rasulullah saw?" Rasulullah saw. menjawab, “Al-Jama'ah” H.r. Ibnu Majah
dari Auf bin Malik. (Sunan Ibnu Majah, II:1322, No. hadis 3992)
Dalam riwayat at-Tirmidzi dari Abdullah bin 'Amr bin al-Ash menggunakan redaksi
مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي - رواه الترمذي -
“Yang mengikuti jejak langkahku dan para sahabatku” H.r. At-Tirmidzi (Sunan at-Tirmidzi, V:26, No. hadis 2641)
Keterangan:
Hadis
terpecahnya umat menjadi 73 golongan diriwayatkan oleh sekitar 10 ahli
hadis dari 14 sahabat Rasul, antara lain Abu Huraerah dan Auf bin Malik,
dengan sedikit perbedaan redaksi seperti versi Ibnu Majah dan
at-Tirmidzi di atas
Sumber: Ust Amin Mukhtar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar