Pages

Selasa, 28 Agustus 2012

KEDUDUKAN HADIS AHAD (3)

B. Kriteria Ahad
الآَحَادُ هُوَ مَالَهُ طُرُقٌ مَعَ حَصْرٍ بِمَا فَوْقَ الإِثْنَيْنِ أَوْبِهِمَا أَوْ بِوَاحِدٍ
Ahad adalah hadis yang memiliki beberapa sanad (jalur periwayatan) secara terbatas (di bawah jumlah mutawatir), baik lebih dari dua sanad, dua sanad, maupun satu sanad.
Dalam redakasi lain:
خَبَرُ الآحَادِ هُوَ مَالَمْ يَجْمَعْ شُرُوْطَ الْمُتَوَاتِرِ
 Hadis ahad ialah hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat hadis mutawatir. (Lihat, Taisiir Mushthalah Al-Hadiiits, hlm. 24)

Dilihat dari jumlah sanad atau jalur periwayatannya, hadis ahad terbagi kepada tiga macam:
Pertama, disebut Masyhur.
اَلْمَشْهُوْرُ هُوَ مَا رَوَاهُ أَكْثَرُ مِنِ الإِثْنَيْنِ بِعَدَدٍ مُعَيَّنٍ
Masyhur adalah hadis yang diriwayatkan dengan sanad lebih dari dua namun dengan jumlah yang terbatas (di bawah jumlah mutawatir).
Dalam redaksi lain:
ألْمَشْهُوْرُ هُوَ مَالَهُ طُرُقٌ مَحْصُوْرَةٌ بِأَكْثَرَ مِنِ اثْنَيْنِ
Masyhur adalah hadis yang memiliki beberapa jalur periwayatan yang dibatasi oleh jumlah lebih dari dua. (Lihat, Manhajun Naqd fii ‘Uluumil Hadiits, hlm. 409)
Contoh Hadis Masyhur
Nabi Saw. bersabda:
أَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Muslim itu ialah orang yang sesama muslim lainnya selamat dari (gangguan) lidah dan tangannya.”
Hadis di atas diriwayatkan oleh beberapa orang mukharrij (pencatat hadis), antara lain Al-Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi.

(1) Al-Bukhari meriwayatkannya melalui jalur Adam bin Abu Iyaas, dari Syu’bah, dari Abdullah bin Abu As-Safar dan Ismail. Keduanya menerima dari  As-Sya’bi, dari Abdullah bin Amr, dari Nabi Saw. (Shahiih Al-Bukhaari, juz 1: 13, No. hadis 10)
(2) Muslim meriwayatkannya melalui jalur Hasan Al-Hulwaani dan Abd bin Humaid. Keduanya menerima dari Abu ‘Ashim, dari Ibnu Juraij, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, dari Nabi Saw. (Shahiih Muslim, juz 1: 65, No. hadis 41)
(3) At-Tirmidzi meriwayatkannya melalui jalur  Qutaibah, dari Al-Laits, dari Muhammad bin ‘Ajlan, dari Al-Qa’qa, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. (Sunan At-Tirmidzi, juz 5:17, No. hadis 2627)

Kedua, disebut Aziz.
أَلْعَزِيْزُ هُوَ مَايَرْوِيْهِ اثْنَانِ عَنِ اثْنَيْنِ
Aziz adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua orang dan diterima dari dua orang.
Dalam redkasi lain:
أَلْعَزِيْزُ هُوَ أَنْ لاَ يَقِلَّ رُوَاتُهُ عَنِ اثْنَيْنِ فِي جَمِيْعِ طَبَقَاتِ السَّنَدِ 
Hadis yang jumlah rawinya tidak kurang dari dua orang pada setiap tingkatan sanadnya. (Lihat, Taisiir Mushthalah Al-Hadiiits, hlm. 27)

Contoh hadis Aziz
Nabi Saw. bersabda:
 لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ ، وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidak sempurna iman seseorang hingga ia mencintaiku melebihi kecintaannya kepada anak dan orang tuanya serta semua manusia.”

Hadis di atas diriwayatkan oleh beberapa orang mukharrij (pencatat hadis), antara lain Al-Bukhari, dan Muslim dengan sedikit perbedaan redaksi.
Al-Bukhari meriwayatkannya melalui Abul Yaman, dari Syu’aib, dari Abuz Zinaad, dari Al-A’raj dari Abu Huraerah, dari Nabi Saw. (Shahiih Al-Bukhaari, juz 1: 14, No. hadis 14)
Sementara Muslim meriwayatkannya melalui Muhammad bin Al-Mutsanna dan Muhammad bin Basyaar, dari Muhammad bin Ja’far, dari Syu’bah, dari Qatadah, dari Anas bin Malik dari Nabi Saw. (Shahiih Muslim, juz 1: 67, No. hadis 44)

Ketiga, disebut Gharib
أَلْغَرِيْبُ هُوَ مَايَنْفَرِدُ بِرِوَايَتِهِ شَخْصٌ وَاحِدٌ فِي أَيِّ مَوْضِعٍ وَقَعَ التَّفَرُّدُ بِهِ مِنَ السَّنَدِ
Gharib adalah hadis yang dalam sanadnya terdapat seorang rawi yang sendirian dalam meriwayatkannya, pada tingkatan generasi mana saja terjadinya penyendirian dalam sanad itu .
Dalam redkasi lain:
الْغَرِيْبُ هُوَ مَا يَنْفَرِدُ بِرِوَايِتِهِ رَاوٍ وَاحِدٌ 
Gharib adalah hadis yang dalam sanadnya terdapat seorang rawi yang sendirian dalam meriwayatkannya. (Lihat, Taisiir Mushthalah Al-Hadiiits, hlm. 27)

Contoh Hadis Gharib.
أَلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ شُعْبَةً وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيْمَانِ
“Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih dan malu itu satu cabang dari iman.”
Hadis di atas diriwayatkan oleh beberapa orang mukharrij (pencatat hadis), antara lain Al-Bukhari, dan Muslim dengan sedikit perbedaan redaksi. Pada riwayat Al-Bukhari dengan redaksi:
أَلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَ سِتُّوْنَ شُعْبَةً
“Iman itu ada enam puluh cabang lebih.”

(1) Al-Bukhari meriwayatkannya melalui jalur Abdullah bin Muhammad, dari Abu ‘Amir Al-‘Aqdi, dari Sulaiman bin Bilal, dari Abdullah bin dinar, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Nabi saw. (Shahiih Al-Bukhaari, juz 1: 12, No. hadis 9)
(2) Muslim meriwayatkannya melalui jalur Abdullah bin Sa’id dan Abd bin Humaid. Keduanya menerima Abu ‘Amir Al-‘Aqdi, dari Sulaiman bin Bilal, dari Abdullah bin dinar, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Nabi saw. (Shahiih Muslim, juz 1: 63, No. hadis 35)

Keterangan di atas menunjukkan bahwa Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkannya melalui jalur yang sama, dimulai dari Abu ‘Amir Al-‘Aqdi, dari Sulaiman bin Bilal, dari Abdullah bin dinar, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Nabi saw. Karena itu hadis ini dikategorikan sebagai hadis gharib

Sumber: Ust Amin Mukhtar

Tidak ada komentar: