Pages

Selasa, 28 Agustus 2012

KEDUDUKAN HADIS AHAD (1)

Alhamdulillah merupakan pujian yang paling pantas terucap dari lisan dan terwujud dalam perbuatan setiap oran yang beriman sebagai bukti akan pengakuan kita akan kasih sayang Allah yang telah menganugrahkan berbagai kenikmatan dalam kehidupan kita, dan yang paling utama kenikmatan berupa keyakinan yang kuat terhadap kebenaran ajaran Islam. Dengan keyakinan itulah kita dapat merasakan nikmatnya hidup menjadi makmum Rasulullah saw.
Sebagaimana telah dimaklumi bahwa Sunnah sebagai undang-undang dan pedoman hidup umat manusia adalah hujjah yang wajib diikuti. Allah berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمْ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya: “Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”  (QS. Ali Imran, 3:31)
…وَمَا آتَاكُمْ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Artinya: “...Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”  (QS. Al-Hasyr, 59:7)
مَنْ يُطِعْ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
Artinya: “Siapa yang mentaati Rasul, sungguh ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka” (QS. An-Nisa, 4:80)
Kemudian Rasulullah bersabda:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَاتَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ رَسُوْلِهِ  – رواه ابن عبد البر -
Artinya: “Aku telah meninggalkan dua perkara pada kalian yang kalian tidak akan sesat selama-selamanya, selama kalian berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Alquran dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Ibnu Abdil Barr)
Ayat-ayat dan hadis tersebut adalah sebagai bukti bahwa apa yang disyariatkan oleh Rasulullah saw. juga syariat Ilahi yang wajib ditaati oleh seluruh kaum muslimin.

Latar Belakang Pembagian Sunah
Nabi saw. telah mengajarkan sunahnya kepada para sahabat dengan berbagai metode, dan beliau berusaha mendorong mereka untuk menyebarkannya. Setelah beliau wafat, tugas mengajarkan sunah diambil alih oleh para sahabat. Aktivitas para sahabat ini mengakibatkan sunah Nabi ikut menyebar bersamaan dengan meluasnya masyarakat muslim. Semakin jauh penyebaran sunah, maka jumlah orang-orang yang terlibat di dalamnya semakin meningkat dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dan sebuah hadis menjadi terkenal secara meluas di tempat yang berbeda. Kadang-kadang sebuah hadis yang diriwayatkan oleh seorang sahabat, ternyata dinukilkan oleh sepuluh orang pada generasi berikutnya. Kemudian dari sepuluh orang ini melahirkan dua puluh atau tiga puluh orang dari daerah yang berbeda. Metode-metode penyebaran sunah yang dipergunakan oleh para sahabat dan generasi berikutnya ini kemudian melahirkan sistem isnad, yaitu periwayatan hadis berdasarkan sanad.
Untuk lebih memperjelas hal itu, kita dapat petakan dalam dua contoh hadis yang terkenal sebagai berikut:
Pertama:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ
Artinya, “Sesungguhnya berbagai amal itu tiada lain disertai dengan niat.”

Hadis ini hanya diriwayatkan oleh Umar bin al-Khatab bin Nufail (penduduk Madinah, wafat 23 H.). yang diterima oleh Alqamah bin Waqqas bin Muhshan al-Laitsi (penduduk Madinah, wafat pada masa kekhilafahan Abdul Malik bin Marwan atau setelah tahun 80 H.). Dari Alqamah hanya diterima oleh Muhamad bin Ibrahim bin al-Harits bin Khalid al-Taimi (penduduk Madinah, wafat 120 H.). Dari Muhammad hanya diterima oleh Yahya bin Said bin Qais al-Anshari (penduduk Madinah, wafat 143 H.).
Dari sini terlihat bahwa pada mulanya hadis tersebut hanya dikenal oleh penduduk Madinah. Namun kemudian dari Yahya ini diriwayatkan oleh jumlah perawi yang banyak, sekitar 300 orang yang berasal dari mancanegara dan propinsi yang berbeda. Sehingga hadis ini menjadi dikenal pula oleh penduduk lain di luar Madinah.

Kedua:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Mencari ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap muslim”

Pada awalnya hadis ini bersumber dari Anas bin Malik, dan hanya dikenal di Madinah. Dari Anas diriwayatkan oleh 17 orang yang berasal dari 4 daerah yang berbeda; Yaitu 2 orang berasal dari Madinah, 7 orang berasal dari Basrah, 5 orang berasal dari Kufah, 1 orang berasal dari Syam, dan 2 orang tidak teridentifikasi daerah asalnya. Di sini terlihat bahwa hadis itu yang pada awalnya muncul di Madinah, kemudian menyebar ke daerah yang berbeda.
Kemudian dari murid Anas yang 17 itu diriwayatkan pula oleh 29 orang; 8 orang berasal dari Basrah, 3 orang berasal dari Kufah, 3 orang berasal dari Syam, 1 orang berasal dari Andalus (Spanyol), 2 orang berasal dari Madinah, 1 orang berasal dari Marwurudz, 1 orang berasal dari Madain, 2 orang berasal dari Wasith, 1 orang berasal dari Eilia, dan 6 orang tidak teridentifikasi daerah asalnya.
Bila dilihat dari aspek matan, hadis tersebut jumlahnya hanya satu, namun bila dilihat dari jalur periwayatan generasi kedua (murid-murid Anas)  berjumlah 17 hadis. Sedangkan bila yang menjadi tolok ukur adalah jalur periwayatan generasi ketiga (murid-murid para murid Anas) berjumlah 29 hadis.
Dengan demikian, jalur periwayatan itu yang pada awalnya hanya dari seorang sahabat (Anas bin Malik), menggambarkan secara jelas betapa jumlah rawi meningkat dari satu generasi ke generasi berikutnya dan betapa sebuah hadis menjadi terkenal secara meluas di tempat yang berbeda.

Fakta periwayatan tersebut di atas menunjukkan bahwa pada asalnya tidak ada pengklasifikasian atau diversifikasi sunah, yakni pembagian sunah menjadi beraneka ragam, baik menjadi mutawatir dan ahad maupun shahih, hasan, dan dha’if.  
Adapun terjadinya pengklasifikasian sunah menjadi mutawatir dan ahad didasarkan pada kondisi perkembangan isnad, dan tidak ada hubungannya dengan  penerimaan dan penolakan kedudukan sunah sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Qur’an.

Tidak ada komentar: